Ada tapi maya bagaimana warana dan rupa
Pria dan wanita hanyalah tubuh luaran raga
Diri sejatitak terlihat tak teraba tetapi terasa
Dia bukanlah si peminum si pemakan
Usia diri lebih lama dari sekedar badan
Hidup tak berhenti tiada berkeakhiran
Hakikat diri ini jauh lebih tua dibanding usia raga, jauh lebih bijak ketimbang otak, dan jauh lebih kuat dari para jawara hebat. “Diri” memang misteri, dan kita yang berstatus sebagai pemiliknya seringkali dibuat bingung mencari dan menemukannya.
Seorang Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Unpad di-era 1980-an, Prof. Dr. Aloei Saboe, mengatakan, "aku’ bukanlah otak, tetapi otak adalah kepunyaan dan alat ‘aku’.‘Aku’-lah yang menggunakan otak sebagai alat sesuai kehendaknya. ‘Aku’ adalah suatu zat yang tidak dapat dilihat, diraba, dan dipegang".
Socrates berpandangan: "Hasil karya para penyair besar bukanlah berkat kecerdasan dan kepintaran otak mereka, tetapi dihasilkan oleh suatu potensi alamiah yang saya sebut inspirasi, sebagaimana para nabi yang telah menyampaikan ajaran-ajarannya, tetapi mereka tidak mengetahui dan mengerti."
Goethe Berkata: “Puisi yang membikin saya, dan bukan saya yang membikin puisi.”
Pakar musik sekaliber Mozart, Strauss, Tsjaikovski, dan Wagner berkata : “Dari mana datangnya zat yang menghasilkan ispirasi? Kita tidak tahu. Rupanya inspirasi itu datangnya dari suatu sumber yang kita tidak tahu di mana dan dari mana.”
Albert Enstein, Lewis Carrol, Alva Edison, dan Lord Kelvin berkomentar senada : “Aku berpikir tanpa kata.” Tentang kemampuan otak,
Thomas Alva Edison mengatakan : “Otak rata-rata manusia tak melihat seperseribu pun dari apa yang dilihatnya.”
Betapa istimewanya diri Anda yang sebenarnya. Alangkah sayangnya jika keistimewaan itu kita rendahkan sendiri. Tuhan bahkan menjelaskan bahwa manusia diciptakan dengan perform terbaik secara spiritual dan material, ahsanu taqwim. Tetapi jika kurang hati-hati kita terpeleset pada pengalih perhatian dan terlena salah membawa diri, akhirnya kita jatuh dke wilayah amat rendah, asfalu saafiliin.
“… mereka punya hati, tapi tak digunakannya untuk memahami, mereka punya mata, tapi tidak dipakainya untuk melihat, dan mereka punya telinga tapi tidak digunakannya untuk mendengar. Mereka itu laksana hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Itulah orang-orang yang lalai.” (Q.S. al-A’raf : 179). Lihat juga Q.S. al-Furqan : 44 dan Muhammad : 12).
Bimbo melantuntan ayat ini dengan : “Bermata tapi tak melihat, bertelinga tapi tak mendengar, berhati tapi tak merasa…”.
Bersambung .........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar