Senin, 26 Oktober 2020

Syahadat ke-ILAAH-an

 Kontekstualisasi Makna ILAAH

ILAAH menurut pandangan umum kaum Muslim diartikan sebagai TUHAN. Tapi di banyak ayatnya al Quran pun menggunakan kata lain (bukan kata ILAAH) yang juga diartikan TUHAN. MIsalnya kata Rabb dalam kalimat Rabbul’aalamiin (Tuhan semesta alam), Rabbunnaas (Tuhan manusia), Rabbul-falaq (Tuhan penguasa subuh), Rabbul-masyriki wal-maghribi (Tuhan penguasa timur dan barat), dan Rabbus-samaawaati wal ardh (Tuhan langit dan bumi).

Pada kalimat “Tiada ILAAH kecuali ALLAH”, bolehkah dirubah menjadi “Tiada ALLAH kecuali ILAAH”, atau “Tiada ALLAH kecuali ALLAH”, atau “Tiada ILAAH kecuali ILAAH”, atau “Tiada ILAAH kecuali RABB”, atau “ “Tiada RABB kecuali ALLAH”?

Ada pandangan pemahaman bahwa ALLAH dimaknakan sebagai TUHAN yang meliputi dan berhubungan dengan seluruh makhluk-Nya terlepas apakah makhluk-makhluknya secara sadar dan aktif berhubungan dengan DIA atau tidak. Lafazh ALLAH merupakan kata tunggal yang tidak memiliki jamaknya.

Kata RABB adalah kata tunggal yang memiliki jamaknya (ARBAAB). Al-Quran sering sekali menggunakan kata RABB yang maknanya TUHAN yang sama (ALLAH) yang dzat-Nya itu meliputi dan berhubungan dengan seluruh makhluk-Nya terlepas apakah makhluk-makhluknya (secara sadar aktif) berhubungan dengan DIA atau tidak.

Akan tetapi lafazh ILAAH yang meskipun memiliki kata jamaknya (AALIHAH) dan dimaknakan TUHAN, namun ditambah dengan kehususan makna tambahan bahwa ILAAH berati TUHAN yang dihubungi secara sadar dan aktif oleh manusia. Di dalam al Quran penulis belum pernah menemukan kata ILAAH yang konteksnya dihubungkan dengan makhluk non manusia.

Konteks-konteks pembahasan ILAAH di dalam al Quran berkenaan dengan a) penuhanan manusia kepada TUHAN; b) penuhanan manusia kepada hawa nafsunya; c) penuhanan manusia kepada sesamanya; dan d) penuhanan manusia kepada benda yang dianggap berkekuatan magis (animism, dinamisme, leluhur, dan kepercayaan spiritualisme lainnya). Intinya bahwa pelaku-pelaku penuhanan tersebut adalah manusia.

Penggunaan lafazh ILAAH di dalam kalimat syahadat memang cukup unik untuk kita renungi. Di satu sisi syahadat uluhiyyah ini menjadi bacaan pokok pada amaliah mahdhoh umat Islam, dan di sisi lainnya syahadat uluhiyyah ini pun dijadikan kalimat baiat seseorang untuk "ber-Islam".

Pada tulisan berikutnya akan disampaikan satu persatu di antara makna-makna kontekstual ILAAH berdasarkan indicator-indikator keterangan dalam al Quran yang menurut pandangan penulis signifikan.

Bersambung ………

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur