Kamis, 22 Oktober 2020

Percayailah Diri Anda Sendiri

     Bagian 1


Wahai diri, kepadaku kamu bilang …
sadar diri bukan khayal angan-angan …
yang hanya membuat kamu mengambang.
Bangunlah rasa percaya diri perjuangkan iman …
agar kamu tak terjebak hidup hanya jadi korban ikut-ikutan …
ramainya kebanyakan orang tanpa dasar keilmuan dan pendirian.
 
Wahai diri,  kepadaku kamu bicara usiamu kian hari kian mengikis …
detik menit jam-mu tidak henti-hentinya  bergerak dinamis, …
waktumu terus berkurang, menyusut, menghabis
Percayailah dirimu sendiri berfikirlah optimis  
tanpa sombongkan diri bagai perilaku iblis …
rendahkanlah hatimu tanpa pesimis..


Rasa percaya diri sangatlah diperlukan. Percaya diri bisa berarti diri yang mempercayai, atau diri yang dipercayai. Berbicara soal diri berarti berbicara soal bagian dalam jiwa kita. Kepercayaan pun datangnya dari bagian dalam diri, bukan dari luar diri. Anda tidak bisa memesan dan mentransfer “rasa percaya diri” dari orang lain. Untuk memahami bagaimana “kepercayaan diri” dibangun, kita dapat belajar dari sosok figur Nabi Muhammad saw yang berpribadi super-percaya-diri.

Melihat perselisihan kaum Quraisy soal siapa tokoh yang paling berhak meletakkan kembali “Batu Hitam” yang dimulyakan, salahseorang sesepuh Banu Makhzum, Abu Umayya bin Al-Mughira berusul, “Serahkanlah urusan kalian pada orang yang paling awal memasuki pintu Shafa ini…!” Besoknya kaum Quraisy pun tahu dan sepakat bahwa orang yang pertama memasuki pintu shafa itu Muhammad, mereka pun berseru : “Inilah dia al-Amin, kami dapat menerima apapun keputusannya.”

Muhammad ialah orang yang terpercaya dan sangat dipercaya. Beliau dipercayai karena kejujurannya yang diakui oleh semua orang. Kejujuran sudah menjadi personal branding Muhammad, dan karenanya beliau dijuluki al-Amin. Muhammad sang al-Amin mulya sudah menjadi figur idola, masyarakat jauh sebelum kerasulannya.

Predikat jujur Muhammad saw bukanlah hadiah gratis, namun sebagai hasil dari upaya-upaya gigih perjuangan diri beliau. Fakta-fakta sejarah menunjukkan bahwa kejujuran beliau itu laksana merk produksi. Julukan al-Amin sebagai hasil produk, dan Muhammad sebagai produsennya.




Ternyata pembentuk utama kejujuran Muhammad saw dipilari oleh pendirian beliau yang amat kokoh. Muhammad saw telah menunjukkan bahwa keteguhan pendirian akan melahirkan kejujuran,  kejujuran menghasilkan keberanian, dan keberanian menumbuhkan percaya diri. Beliau membuktikan,pribadi unggul, terbentuk dari konsistensi  teguh pendirian -  kejujuran -  keberanian jiwa  -  percaya diri.

Percaya diri =  Prinsip Kuat + Jujur + Berani

 

Bersambung ke bagian 2 ………

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur