Jumat, 30 Oktober 2020

Otak, Sekuat Apa Daya Ingatnya?




Tidak semua hal bisa dipahami hanya dengan mengandalkan kritisisme intelektual. Banyak bertanya bisa jadi membuat pintar, juga bisa menambah kegagalan paham. Sebaiknya memang tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.

Peristiwa ini terjadi di masa lalu, mungkin kejadiannya berlangsung sebelum masa purbakala, bahkan mungkin sebelum manusia diciptakan. Certanya begini :

&

:

Dan … ingatlah … ketika … !

K

:

Ingat, Apa yang diingat? Ooh .. mengingat "ketika"…?

&

:

Tuhan berfirman: “Aku akan jadikan ‘khalifah’ di bumi”,

K

:

Apa itu khalifah? Buminya sudah ada, bumi yang mana?

&

:

Mereka bertanya, “Apakah Engkau akan menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah (sebagai khalifah) di bumi? Sedangkan kami selalu bertasbih, memuji, dan mensucikan-Mu?” Tuhan menjawab : "Aku lebih tahu daripada kalian".

K

:

Siapa “Mereka”, kok merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi, atau maksudnya mereka komplain?

Mereka mengklaim diri selalu bertasbih memuji dan mensucikan Tuhan, apakah mereka mau menonjolkan jasa, ataukah mereka ngiri kepada orang yang akan dijadikan khalifah?

Oh ya, apa udah ada orang waktu itu?

&

:

Tuhan mengajarkan seluruh nama-nama pada Adam. Lalu Tuhan menantang “mereka” untuk memberitakan nama-nama yang diajarkan pada Adam

K

:

Apakah Adam sudah berada di bumi waktu itu? Bukankah wacana khalifah itu baru rencana? Lho, merencanakan itu perlu berfikir. Oh tidak, Tuhan Yang Maha Kuasa tidak mungkin berfikir.

Apakah “mereka” menyanggupi tantangan itu?

&

:

“Mereka” bilang “Maha Suci Engkau, kami tak tahu selain yang telah Engkau ajarkan pada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui Maha Bijaksana”.

K

:

Ooh “mereka” gak tahu. Tadi katanya mereka komplain soal orang yang akan dijadikan khalifah.

&

:

Tuhan berfirman "hai Adam, beritahukan nama-nama itu kepada mereka”. Setelah Adam memberitahu “mereka”, Tuhan berkata : “Bukankah telah Aku bilang bahwa Aku mengetahui kegaiban langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kalian buka dan sembunyikan?”

K

:

Ooooh …!!!???

&

:

Dan … ingatlah … ketika !!

K

:

Yang tadi aja belum ingat, sekarang harus ingat apa lagi?

&

:

Dan  ingatlah ketika Kami menyurh malaikat “Sujudlah kalian pada Adam”. Malaikat pun bersujud, kecuali iblis yang tidak mau bersujud disebabkan enggan, sombong dan ingkar.

K

:

Tadi yang disuruh kan malaikat, iblis mah gak disebutkan ..

&

:

Dan Kami berkata “Hai Adam tinggallah kamu bersama isterimu di surga. Makanlah apa pun dan dari manapun kalian mau. Tapi jangan kalian dekati ‘syajaroh”. Jika kalian melanggarnya, kalian termasuk orang-orang yang menganiaya diri”

K

:

Di surga ada larangan juga ya, surga type mana yach?

&

:

Syetan memanipulasi logika buat merayu Adam Hawa.

K

:

Hmm ... mulai dech konspirasi syetan  

Kok bukan iblis yang menipu Adam Hawa ?

&

:

Tertipulah Adam Hawa dan mereka  keluar (dari surga)

Tuhan berkata : “Turunlah kalian! Sebagian kalian menjadi musuh bagi yang lain. Bagi kalian disediakan  tempat kediaman di bumi, dan kesenangan sementara hingga waktu kontrak yang ditentukan”.

K

:

Gsebentar  … mau nanya beberapa poin lagi nich ...

1.   Dari perintah "turunlah kalian!", berarti surga itu berada di atas yach, di atasnya dimana?

2.  Apakah di surga itu Adam Hawa sudah memiliki rasa penasaran dan selera (nafsu)?

3.  Waktu Adam Hawa “terusir” untuk turun ke bumi, apakah Adam Hawa sudah bertubuh raga kebumian?

4.  Saat Tuhan menyatakan bahwa “Sebagian kalian menjadi musuh bagi yang lain”, apakah waktu itu sudah banyak orang?

5. Aku disuruh ingat atau mengingat. Apakah aku mengalami peristiwa itu, sehinggan aku harus mengingat/ 


K

:

Jadi mana jawabannya? Kan pertanyaanku banyak tuch, belum dijawab.

&

:

1. Belajar dan belajar terus. Itu kewajiban;
2. Berfikirlah lebih keras dan serius; 
3. Rajinlah berkontemplasi secara kontinyu;
4. Utamakan ketulusan dan rendah hati.


Ingatlah ini : 

Para Nabi dan Rasul adalah tokoh-tokoh super jenius. Kecerdasan intelektual mereka jauh melebihi para filosof  sekaliber apapun. Di samping kehebatan intelektual, perjalanan spiritual mereka pun berada di pencapaian terpuncak. 

Untuk bisa memahami ajaran mereka diperlukan kegigihan upaya memadukan kekuatan daya pikir dan daya spiritual. Hanya dengan kesungguhan ikhtiarlah mungkin kita bisa memahami meski sebagian, bukan keseluruhan.

Bersambung .........

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur