Dimanakah Bahagianya Si 'Pintar' itu?
Tanyakanlah kepada Fir'aun sang raja Mesir pintar paling berkuasa di zamannya, sebesar hitungan apakah harta-bendanya, seluas apakah kekuasaannya, sejumlah berapakah anak-anak buahnya, dan seberapa banyakkah orang-orang menakutinya.
Tanyakanlah kepada Fir'aun sebesar apa kesenangan, kegembiraan, kepuasan, ketenteraman, dan perasaan aman bersemayam di dalam dirinya, Tanyakan pula kepadanya seseram apakah rasa ketakutan yang terus menteror dan menghantuinya.
Tanyakan kepada Fir'aun untuk apakah dia membunuh ribuan bayi laki-laki, mendatangkan ahli-ahli sihir se-seantero Mesir, dan mengejar-ngejar Musa hingga dia tenggelam di lautan sambil berkata aku beriman pada Tuhan dan berserah kepada-Nya.
Fir'aun mengklaim dirinya sebagai tuhan, dan para menyembah tuhan lain harus meminta izinnya terlebih dahulu Siapapun menyembah tuhan lain tanpa seizinnya akan dihabisinya. Dengan kekayaan dan kekuasaannya dia gerakkan bala tentaranya.
Fir'aun, "si tuhan" penderita depresi penuh ketakutan. Mimpi tidurnya ditakwilkan, bahwa kekuasaannya akan dihancurkan seorang lelaki. Fir'aun pun memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru dilahirkan. Ribuan bayi laki-laki jadi korban pembunuhan pada bentang waktu belasan atau puluhan tahun.
Bersamaan dengan pembantaian ribuan bayi-bayi itu, anehnya dia selamatkan bayi Musa dan dijadikannya anak (angkat). Di balik kekejamann kepada ribuan nyawa bayi lain, dia dan isterinya Asyiah sangat menyayangi bayi Musa.
Lebih anehnya lagi, di saat Musa tak mau disusui Asyiah dan ibu-ibu lain di istana, Fir'aun mendatangkan kaum ibu dari seluruh daerah dengan harapan ada seorang ibu yang cocok untuk menyusui Musa. Seorang ibu yang diharapkan itu pun ditemukan dan Musa mau disusuinya. Dia adalah ibunda Musa, tetapi Fir'aun terhijab tidak bisa menyadarinya.
Ribuan bayi korban pembunuhan mungkin tidak secara langsung bisa membalas kekejaman Fir'aun. Jeritan ribuan bayi itu, tangisan para orangtuanya, dan penderitaan panjang masya-rakat kini telah berakumulasi menjadi kekuatan dahsyat energi langitan yang dipadukan ke dalam diri Musa untuk mengakhiri kekuasaan Fir'aun.
Fir'aun, "si tuhan" bodoh yang ditipu ketakaburannya sendiri. Fir'aun, "si tuhan" stupid yang tak menyadari bahwa kehancurannya telah dimulai sejak dia merawat bayi Musa. Fir'aun, "si tuhan" yang tenggelam di lautan dan penuh penyesalan.
Banyaknya harta, tingginya tahta, hebatnya kepintaran, dan perkasanya kekuatan yang dimiliki Fi'raun, hanya berujung pada pertanyaan "di manakah kebahagiaan Fir'aun?".
Bersambung .........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar