Bagian 1
Interpretasi Q.S.
29 : 2 – 3
Apakah manusia
mengira akan dibiarkan …
bebas mengatakan “kami
telah beriman”?
Tidak, Kami tak ‘kan
pernah membiarkan …
sebab bagi
pengaku iman mesti ada ujian
Sungguh telah
kami uji para pengaku iman terdahulu, ...
yang dengan itu diketahui
sejatinya para pengaku itu,….
mereka ada yang
benar-benar iman tulus dari kalbu, ….
dan ada yang imannya
hanya sebatas ngaku-ngaku.
Di setiap bulan Rabiul-awal
sebagian umat Islam mengadakan muludan. Tradisi ini tidak sekedar
memperingati kelahiran, tapi juga sebagai momen menimba hikmah dari perjalanan
Rasulullah saw yang penuh dengan uswatun hasanatun, suri tauladan yang
serba baik di segala hal..
Seluruh nabi dan
rasul, itu Muslim. Dari nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw terdapat puluhan
ribu utusan Allah, dan mereka adalah nabi-nabi Islam. Mereka semua mendakwahkan
Islam.
Bicara Islami adalah
bicara tentang nilai-nilai moral dan spiritual yang sangat luas, seluas semesta
alam dan sebanyak nafas makhluk-makhluk Allah.. Mustahil kita mampu memahami Islam
secara keseluruhan meskipun umur kita ditambah sepuluh atau seratus atau seribu
kali lipat lagi.
Pada edisi ini penulis
mengutip secuil hikmah dari 2 (dua) tokoh sahabat, murid-murid terbaik
Rasulullah saw. Dua orang sahabat ini adalah di antara contoh model yang menampilkan
pada kita keimanan yang benar, bukan keimanan yang palsu.
1. Bilal bin Rabbah
Bilal adalah tokoh perkasa yang masuk Islam
di saat beliau masih menjadi hamba sahaya (budak belian). Sementara majikannya, Umayyah bin Khalaf
sangat membenci Islam yang didakwahkan oleh Rasulullah saw. Ketika sang majikan
yang super kejam itu tahu Bilal sudah masuk Islam, alangkah geramnya dia, dan
Bilal pun disikasa habis-habisan .
Tapi Bilal tetap memegang pendiriannya, Islam. Tubuh Bilal ditindih batu besar, tangannya, diikat, dan sekujur badannya terus dicambuki berhari-hari. Panas suhu siang Arab yang amat sangat menyengat dan dinginnya malam Arab yang menusuk--nusuk tulang sumsum seperti tajamnya belati kian melengkapi penderitaan Bilal secara lahiriah. Tetapi batiniyah Bilal begitu perkasa dan tangguh demi sukacita dirinya yang telah masuk Islam. .
Bilal begitu gigih mempertahankan imannya di tengah deraan sakit fisik yang amat dahsyat hingga Allah mengirim Abu Bakar r.a.kepadanya untuk memerdekakannya. Demikianlah Bilal sudah membuktikan keimanan tulennya yang lolos uji (lulus seleksi).
Bukti iman aku dan kamu sudah “lolos uji” mana yach?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar