Scan Keyakinan Syahadat
Seringkali muncul kritisisme di dalam diri atas
kalimat أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ, “Aku bersaksi sesungguhnya
tiada ILAAH kecuali ALLAH”. Kritisisme batiniah ini berkaitan dengan 1) apa
yang dimaksud bersaksi atau menyaksikan?; dan 2) apa yang dimaksud ILAAH?
Menelaah makna “Kesaksian”
Kalimat persaksian (syahaadah) di atas menegaskan a) ikrar keyakinan diri; b) kesungguhan kesaksian diri; dan c) komitmen pembaiatan diri. Kritisisme terhadap syahadah ini memunculkan berbagai pertanyaan tidak sebatas filsafat dialektikal, tapi juga pertanyaan-pertanyaan batin dari kedalaman jiwa.
Mengenai syahadah ini ternyata bukan hanya Anda yang mengikrarkan “persaksian”, akan tetapi ALLAH, para malaikat, dan para “pemilik ilmu” juga sama-sama bersaksi.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ
وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“ALLAH bersaksi
sesungguhnya tiada ILAAH melainkan DIA. Para malaikat dan orang-orang berilmu yang
menegakkan keadilan pun (bersaksi) tiada ILAAH kebuali DIA Yang Maha Perkasa Maha
Bijaksana.” Q.S. Ali Imran : 18.
Dengan kata lain ALLAH, malaikat, dan
orang-orang berilmu para penegak keadilan bersaksi bahwa tiada ILAAH kecuali
DIA.
Dahulu, sebelum Anda disini, Anda
sudah mengikrarkan kesaksian Anda terhadap ketuhanan :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖقَالُوا بَلَىٰ شَهِدْنَا
Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap diri mereka : “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi …”. Al-A’raf : 172
Mungkin muncul pertanyaan “apakah bersaksinya Anda dalam ikrar أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ sama dengan bersaksinya ALLAH, para malaikat, dan orang-orang berilmu penegak keadilan tersebut?".
Alangkah indah dan agungnya pembicaraan di seputar ikrar persaksian diri Anda ini. Hal demikian semakin menguatkan bahwa persoalan syahadah bukanlah main-main. Syahadah merupakan persoalan prinsip dan fundamental.
Makna saksi, kesaksian, dan penyaksian di dalam
syahadah amat sangat tidak sederhana. Gambaran maksud “bersaksi” di dalam
ikrar syahadat Anda tidaklah seperti gambaran Anda sedang bersaksi di sebuah
akad pernikahan atau ketika Anda menyaksikan (menonton) sepakbola.
Persaksian syahadat adalah persaksian Anda
terhadap sajatining diri Anda dan DIA.
Bersambung ………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar