Ya;kub sang nabi menahan diri …
sebagian dari putera-puterinya dirasuki iri hati
Terhadap Yusuf mewanti-wanti, …
“atas saudara-saudaramu hati-hati, waspadai”
Sungguh al-insan terus dimusuhi …
oleh golongan jinnati wannaasi yang syaithoni
Kisah Ya’kub dan Yusuf layak dijadikan inspirasi bagi para
pengembara pencari jati diri. Nabi Ya’kub sang ayahanda yang diperdayai sebagian
anaknya, kakak-kakak Yusuf yang sebapak. Mereka menilai sang ayah berpihak
kepada Yusuf dan pilih kasih.
Yusuf mereka buang ke dalam sumur di hutan. Kepada sang ayah, sambil menunnjukkan sobekan baju Yusuf yang berlumuran darah, mereka bilang Yusuf diterkam binatang buas. Kesedihan Ya’kub pun kian berganda-lipat, sedih kehilangan Yusuf, sedih karena murka pada anak-anaknya yang tidak becus menjaga Yusuf, serta sedih oleh rasa ketidakpercayaan kepada anak-anaknya yang dinilainya tidak amanah, hasad, serakah, dan banyak dusta berbulus-akal. Bertahun-tahun Ya’kub diliputi kesedihan dan tangisan demi tangisan telah membuat matanya buta.
Di dalam sumur Yusuf ditemukan para pelancong. Mereka riang gembira atas penemuan “barang jual”, dan lantas mereka pun menjualnya kepada penguasa Mesir. Di suatu tahun saat usia Yusuf beranjak menjadi pemuda sangat taman, dan tergodalah sang isteri majikan. Dipaksanya Yusuf untuk melayani nafsunya dan Yusuf berhasil menggagalkannya.
Beredar viral di kalangan emak-emak kota tentang aib sang isteri penguasa negeri yang tergoda pemuda “budak peliharaannya”. Gerah dengan gosip viral itu, sang isteri penguasa pun segera bertindak dengan mengundang emak-emak sosialita ke rumahnya. Di rumah sang penguasa itu geng emak-emak sosialita melihat langsung Yusuf yang super-tampan. Mereka bilang, “demi Allah, ini bukanlah orang, ini malaikat”. Lantas mereka sepakat untuk “menikmati” Yusuf, tapi Yusuf menolak dan mereka pun gagal.
Yusuf dipenjara bertahun-tahun lamanya hingga di suatu hari penguasa negeri memanggilnya. Bersamaan dengan itu, emak-emak sosialita mempublikasikan testimoni di media-media massa bahwa merekalah yang bersalah dan Yusuf tidak bersalah. Yusuf pun diangkat sebagai top leader perekonomian negeri Mesir di masa itu.
Dalam kedudukannya yang sangat terhormat tersebut, Yusuf kumpulkan saudara-saudaranya yang dahulu membuangnya ke sumur, dia rangkul Benyamin saudara kandungnya,dia mulyakan ayah-bundanya, dan dia tebarkan keberkahan Tuhan dari mulai keluarga besarnya hingga ke seantero negerinya.
Perjuangan keras untuk mempertahankan nilai-nilai luhur kelangitan yang sangat tidak mudah dan penuh resiko telah ditunjukkan oleh Ya’kub, Yusuf, Benyamin, dan Sang Penguasa mesir di waktu itu. Sebaliknya apa yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf yang jahat dan emak-emak sosialita mesir di masa itu menunjukkan kepada kita bagaimana hawa nafsu (alat utama syetan) yang dituruti mengakibatkan manusia terjerumus ke jurang kehinaan.
Kisah nabi Ya’kub dan nabi Yusuf (yang diwakyukan kepada Nabi Muhammad saw) ini bisa kita baca dan telaah pada Al-Quran surat Yusuf mulai dari ayat awal sampai ayat terakhir’. Berulang-ulang kuingatkan diriku dan dirimu bahwa Al-Quran adalah “Kitab Diri”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar