Selasa, 20 Oktober 2020

Panggung Diri Anda

      Lakonmu Bukan Lakonku

Boleh jadi job panggungmu jadi tontonan, ...
baguslah jika panggungmu jadi tuntunan,  ...
biar tidak kulupa aku pun punya peranan, ...
meski panggungku tidaklah kau saksikan

Pemanggung hadir di hati para penyaksi, ...
hadir pulakah dia di lakon dirinya sendiri?
Penonton terhanyut di ragamnya atraksi, ...
tidakkah lupa akan panggungnya sendiri?


Dalam kehidupan seseorang berposisi sebagai “penonton” di satu saat, dan “pemeran” di saat lainnya. Namun yang penting jangan sampai tontonan membuat lupa “peran utama” lakon si penonton. Anda tetaplah Anda, bukanlah dia atau mereka. Di suatu saat Anda menyimak syair-syair yang dipuitisasikan “si burung merak” W.S Rendra, atau nyanyian Embah Surip. Anda begitu terbawa magnet kegarangan sang pujangga, juga tertarik oleh kenyentrikan sang Embah yang begitu polosnya. Anda tetaplah Anda, W.S. Rendra adalah W.S. Rendra, pun Embah Surip tetaplah Embah Surip, dan Anda bukanlah W.S. Rendra ataupun Embah Surip.

Penting menikmati kehadiran mereka dan penting pula menghadirkan Anda di diri Anda sendiri, tentang “adegan utama” Anda semaksimal apakah acting Anda. Sah-sah saja menikmati tontonan. Tak ada yang melarang. Anda adalah penonton, namun Anda juga adalah pelakon yang sedang ditonton oleh, setidaknya, diri Anda sendiri dan Tuhan.

  

“…..Dan kehidupan dunia itu tak lain hanyalah kesenangan fiktif belaka.”  (Q.S. Ali Imran : 185, Al-Hadid : 20, dan ayat-ayat semakna lainnya). Al-Quran menyebut kehidupan dunia dengan istilah Mataa’un yang berarti sementara, memperdaya (ghurur), fatamorgana (fiktif), dan melenakan. Disebutkan juga bahwa kehidupan yang faktual itu hanya ada di sana, di akhirat, dan al-Quran mengistilahkan alam itu sebagai the real your day, “hari-mu” yang nyata (yaumikum haadzaa).

Kita pun diperintahkan untuk segera mengingat Tuhan jika tersadar dari keterlenaan, lalai, dan lupa (Q.S. al-Kahfi : 24) seraya memanjatkan doa “Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lalai, lupa, dan bersalah” (Q.S. al-Baqarah : 286)


Bersambung .........

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur