Senin, 09 November 2020

Apakah Anda Pengecut

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ�
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"
Surat Al 'Ankabut Ayat 2

Sabda Nabi Muhammad saw :
من راء منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطع فبلسانه وان لم يستطع فبقلبه وهو اضعف الايمان
"Barangsiapa menyaksikan kemungkaran, rubahlah (cegah, hentikan) dengan tangannya (kekuasaannya). Jika belum  punya kekuasaan maka (laranglah) dengan lisannya. Jika belum mampu (dengan lisan) maka  dengan (ketidaksetujuan) hatinya, dan ini selemah-lemah iman." (H.R. Muslim).

Di antara Makna Hadits :
a. Kemungkaran : perbuatan yang merugikan orang lain di samping merugikan dirinya sendiri;
b. Kemungkaran berdampak negatif terhadap tatanan sosial masyarakat;
b. Setiap orang beriman diuji dengan, di antaranya,  keberanian menghadapi kemungkaran.

Maka ujian keimanan dalam hal ini :
1. Jika memiliki kekuasaan, ia harus berani menggunakan kekuasaannya mencegah kemungkaran. Pendekatan kekuasaan bisa berupa sistem/mekanisme pencegahan dan saksinya. Jika itu dilakukan, maka ia telah membuktikan imannya. Jika tidak berani, berarti ia pengecut, iman yang diakuinya bohong;
2. Jika belum punya kekuasaan, ia harus berani mencegah kemunkaran dengan lisannya. Tentu dengan bermacam metodologi pendekatan lisan yang tepat. Jika itu dilakukan, maka ia telah membuktikan imannya. Jika tidak berani, berarti ia pengecut, iman yang diakuinya bohong;
3. Jika tidak punya kekuasaan dan keberanian lisan mencegah kemungkaran, maka minimal hatinya tidak setuju dengan kemungkaran itu. Jika itu dilakukan, maka ia telah membuktikan imannya di level iman yang terlemah/terendah. Jika setuju dengan kemunkaran, berarti ia pengecut, iman yang diakuinya bohong.

Catatan penting :
A. "Zaman Kebaikan" ditandai dengan tegaknya kekuatan kebaikan dan perbaikan di masyarakat/bangsa yang dibangun oleh adanya keberanian :
1. Penguasa dan aparat yang menegakkan aturan dan hukum atas pelanggaran di masyarakat;
2. Para juru bicara agama dan tokoh masyarakat menyuarakan pencegahan dan advokasi atas potensi dan atas terjadinya pelanggaran-pelanggaran; dan
3. Mereka yang tidak setuju pelanggaran, menghindari orang-orang yang melanggar.

B. "Zaman Keburukan" ditandai lemahnya wibawa kebaikan dan perbaikan yang dipicu oleh :
1. Penguasa dan aparat  yang pengecut, tidak berani menegakkan aturan dan hukum atas pelanggaran di masyarakat;
2. Para juru bicara agama dan tokoh masyarakat yang pengecut, tidak berani menyuarakan pencegahan dan advokasi atas potensi dan atas terjadinya pelanggaran-pelanggaran; dan
3. Mereka yang tidak setuju pelanggaran, berpura-pura setuju, manggut-manggut kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran.

"Zaman Keburukan" ditimbulkan oleh budaya "KEPENGECUTAN MASSAL"

Sekian, Wallahu A'lam

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur