Minggu, 01 November 2020

Buku Diri Manusia

Buku Ini Ditujukan Kepada Seluruh Manusia

Ini sekedar inspirasi yang menghampiri, bukan pemaksaan pendapat, bukan iklan pendirian, juga jangan dianggap kesimpulan.

Al-Quran (firman Allah) yang bersifat mutlak, mana mungkin dapat dengan mudahnya disimpulkan oleh pemikiran yang bersifat relatif. Jadi di tulisan ini gak ada keaimpulan, mungkin lebih bersifat stimulan lah.

Setidaknya ada 3 soal yang menginspirasi penulis yang mungkin bisa diskusikan..., yaitu :
1) Adakah hak saudara-saudara kita yang non muslim pada umumnya terhadap kitab Al-Quran?
2) Apakah Al-Quran itu sebagai kitab umat Islam saja, atau kitab bagi seluruh umat?
3) Bolehkah saudara-saudara non muslim pada umumnya mengambil kepetunjukan dari Al-Quran?

Berkaitan dengan pertanyaan nomor 1 di atas, mungkin kita bisa membaca, menelaah, meresapi, dan merenungkan di antara Firman-firman Allah ini :

Al-Quran sebagai Kitab Petunjuk Bagi Manusia :

“Bulan Ramadhan (adalah bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia, serta bayyinaat dari al-Huda dan al-Furqan”. (Q.S. Al-Baqarah : 185);

“Tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan kepada umat manusia (Q.S. Saba : 28), dan sejumlah ayat semakna lainnya di dalam al-Quran

Demikianlah adanya di antara keterangan yang bisa kita baca di dalam al-Quran.

Catatan yang mungkin penting dari keterangan ini di antaranya :
a) Keterangan Al-Quran adalah firman-firman Tuhan
b) Firman-firman Tuhan adalah mutlak “benar”-nya
c) Firman-firman Tuhan ini ditujukan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia
d) Kaum Muslim, dan saudara-saudara kita yang non muslim pada umumnya adalah manusia

Dari poin-poin a, b, c ,d tersebut menunjukkan bahwa setiap orang (yang manusia itu) punya hak yang sama donk terhadap al-Quran. Andaikan ada kemungkinan perbedaan hak dalam hal ini, atau dikarenakan aspek-aspek tertentu, perlu teman-teman sajikan dasar-dasar dan kajiannya juga. Ini bukan kesimpulan lho... terus kaji ya dan diskusikan.
  
Untuk pertanyaan nomor 2, begini di antara keterangan al-Quran :
Al-Quran sebagai peringatan bagi seluruh umat :
a) “Dan al-Quran itu tak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat”. (Q.S. Al-Qalam : 52);
b) Idem (Q.S. Al-An’am : 90); dan ayat-ayat lain yang semaksud
c) Keberadaan berbagai umat yang berbeda-beda itu adalah kehendak Allah, “… dan jika  Allah  meng-
    hendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat ”. (Q.S. Asy-Syuuraa : 8), dan banyak ayat lain 


Nash-nash di atas barangkali memahamkan kita, bahwa : 

- al-Quran diperuntukkan tidak hanya bagi satu umat (Muslim) saja, melainkan  kepada  berbagai umat  
   mana saja, termasuk umat Jin juga kan...?
- Keanekaragaman umat-umat ini adalah takdir Allah
- Al-Quran   menyeru  umat-umat itu  beriman pada kitab ini,  sebagaimana  umat  Muslim  diwajibkan 
   beriman kepada kitab Zabur, Taurat, dan Injil.
- Bahwa aspek keimanan setiap individu merupakan rahasia Allah dan siapa pun tidak berhak mencam- 
   puri, memaksa, lebih-lebih menghakimi.

Ini juga bukan kesimpulan, hati-hati pendapat kita relatif, gak ada yang mutlak (absolut).. Tiap pendapat perlu terus diuji, diperdalam lagi, tambah lagi referensi-referensi relevan, ayo...!!!

Berkenaan pertanyaan nomor 3, kita telaah lagi aja nash-nash di atas :
1) Kan al-Quran diturunkan bagi kepetunjukan umat manusia
2) Al-Quran  menyajikan   kepetunjukan- kepetunjukan  khusus  dan umum.  Juga  ada makna lahir dan       makna batin. Pokoknya lengkap pisan al-Quran mah. Yang khusus misalnya  menyangkut  kepetun-       jukan  kewajiban  salat,  zakat,  shaum,  dan ritual  lainnya.  Sedangkan  yang umum, misalnya  soal       hubungan mu'amalah (transaksi, pendidikan, dsb), ayat-ayat ini bahkan mayoritas. 

Terlepas dari kepetunjukan al-Quran baik yang khusus maupun yang umum itu, nash-nash di atas mene-gaskan bahwa setiap orang dan umat (yang manusia itu) merupakan tujuan  utama diturunkannya al-Quran agar mereka menjadikannya sebagai petunjuk. Jadi apakah hal ini bisa dipahami bahwa setiap orang (lintas sara) berhak atas kepetunjukan al-Quran?  Eeeeh... awas ini pun jangan cepat-cepat disimpulin ok ....!!!


Catatan : 

1) Mohon maaf, tulisan ini bukanlah kajian ilmiah atau tafsir Al-Quran. Hali itu domainnya para mufassir (ulama tafsir) rahimahumullah.. Penulis bukanlah ahlinya dan terlalu jauh dari kemampuan itu. Tulisan ini hanya ditujukan sebagai stimulan saja, khususnya buat pemikiran kreatif kaum muda. Penulis sendiri sudah berusia cukup senja. Bermula dari baca-baca kitab Al-Quran yang pastinya ada terjemahannya., he he. Sekali lagi... ini hanya sebagai stimulan awal bagi awam seperti penulis, yang juga bisa menjadi stimulan kajian selanjutnya, tentu harus dengan program bimbingan para ahlinya; 

2) Di tengah keawaman ini, penulis ingin memahami sedikit demi sedikit al-Quran sebagai kitab petunjuk bagi seluruh manusia dan umat. Penulis juga takut sekali terjerembab kepada menistakan al-Quran dikarenakan begitu gampangnya mengambil tafsiran (pemahaman, kesimpulan, bahkan keyakinan) yang subjektif akibat emosi kepentingan, sentimen SARA, politik, dsb. Menistakan al-Quran berarti juga menistakan agama, dan sekaligus menistakan Tuhan. Na'udzubillahlaa haula wa laa quwwata illaa billah...

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur