Jumat, 06 November 2020

Wahai Pemimpin, Jangan Merusak Mental Rakyat ... !!!

Renungan Menjelang Hari Pahlawan 


Macam-macam bentuk bantuan sosial yang dikucurkan pemerintah kita. Macam-macam pula respon yang dapat disimak dari banyak ahli dan masyarakat. "Alhamdulillah ..." ucap para penerima bansos itu. Apa kata mereka yang berhak kebagian tapi tidak menerimanya? Mungkin macam-macam pula komentarnya.

Untuk program bantuan sosial pulsa pendidikan, subsidi listrik, BST, subsidi karyawan yang bergaji di bawah standar, dan bansos lainnya mungkin relatif signifikan di kondisi ekonomi yang sulit seperti tahun ini. Lagi pula hal itu sejalan dengan kewajiban pemerintah terhadap pemenuhan hak pendidikan, listrik, kesejahteraan, dan hak-hak rakyat lainnya..

Bagi dunia pendidikan, program bansos iini sangat membantu generasi bangsa dalam keberlangsungan pendidikannya. Begitupun bagi kalangan karyawan, mereka yang menerima subsidi minimal dapat mempertahankan keberlangsungan aktivitas kerjanya. Untuk jangka pendek, program bantuan yang sifatnya konsumtif ini, bukan stimulan produktif, mungkin relatif bermanfaat. 

Di sisi lain gencarnya kucuran dano bansos pemerintah ini semakin menguatkan citra buruk bahwa taraf ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia masih merupakan problema besar. bangsa ini. Bersamaan citra itu, image ketimpangan ekonomi-sosial yang berlangsung di masyarakat masih sangat kuat. dan kenyataannya memang demikian.

Untuk jangka panjang program bansos khususnya yang bersifat konsumtif perlu dievaluasi lagi terutama keakuratan sasarannya, kepada siapa tepatnya bansos konsumtif dikucurkan. Logikanya bansos konsumtif hanya tepat bagi penerima bantuan yang non-produktif baik karena usia atau sebab lainnya. Jangan sampai bantuan konsumtif dijadikan rebutan warga, antara yang penerima (kondisi) konsumtif dengan para penerima bantuan yang sepatutnya produktif. 

Ketidakjelasan standar penerima bantuan bisa memicu konflik horizontal, dan yang paling beresiko jika bantuan konsumtif itu malah menguatkan mental "kepemintaan" di masyarakat. Pemimpin bangsa harus memperioritaskan kerjanya membangun kekuatan mental rakyatnya, bukan merusaknya. 

Adapun khusus bagi warga penerima bantuan (yang selayaknya) produktif, relevansi bantuan yang diterimanya harus bersifat stimulan produktif pula. Bantuan sosial produktif ini pun harus diukur secara rasional, berbasis edukatsi, dan akuntabilitas..Penerima bantuan harus dididik akuntabel juga.


Rasionalitas Modal Stimulan . 
Seorang usia produktif yang pengangguran menerimai modal stimulan Rp. 2.000.000 s/d Rp 5.000.000. Estimasi penghasilan usaha dari perguliran modal sebesar itu maksimum Rp. 4.000.000 perbulan. Kebutuhan rumahtangga dan pendidikan anak-anak sebesar Rp. 6.000.000 per bulan, dan biaya lain-lain Rp. 1.000.000 perbulan. Berarti beban kewajiban yang harus ditanggung sebesar Rp.7.000.000/bulan. Maka beban yang masih harus ditombok minimum Rp. 3/bulan. Dalam 1 - 2 bulan saja uang modal stimulan bansos pun raib menjadi korban. Dapat dibayangkan jika modal usaha bukan dari bansos, tetapi dari pinjaman modal orang lain. DEngan begitu maka dana bantuan sosial stimulan usaha dari pemerintah tadi tidak membangun apapun dalam perekonomian masyarakat.


Bantuan Berbasis Edukasi
Permodalan tidak cukup hanya dengan kucuran uang tentunya. Lebih penting dari sekedar permodalan uang adalah pembinaan SDM usaha para penerima bantuan, pembinaan etos kerja, penanaman integritas diri, peningkatan wawasan usaha, dan sebaginya.


Akuntabilitas 
Rakyat perlu didampingi dalam juga dalam penggunaan modal usaha, aanalisa usaha, pertanggung-jawaban usaha, pertanggungjawaban atas modal, dan lain-lainnya. Rakyat lebih dapat ditingkatkan jiwa usahanya (enterpreneurship) melalui program bantuan pemerintah dengan pinjaman modal yang mungkin lebih besar tapi rasional, berbasis edukasi, dan akuntabel. 

Sebaliknya bansos konsumtif atau produktif yang tidak edukatif, irasional, dan tidak akuntabel hanya akan merusak mental masyarakat. Kemajuan bangsa terletak pada kualitas mental anak bangsa itu sendiri. Pada masyarakat yang kualitas mentalnya unggul maka akan secara otomatis kemajuan ekonominya pun akan unggul. JANGAN RUSAK MENTAL RAKYAT ,,,!!!.



Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur