Jumat, 13 November 2020

Manusia Hanya Satu


Satu Pusat Manusia


 Sumber Gambar : Kompasiana.Com

Al-Quran menyampaikan bahwa pada prinsipnya semua orang di dunia ini "satu"., Mereka berasal dari satu sumber asal. Di pusat kejadian asalnya itu semua orang (dimensi ruh) mengakui satu ketuhanan (rububiyah) keika ditanya “benarkah Aku Rabb kalian?”, dan semua orang (anak Adam) menjawab :”betul, kami menyaksikan”. Berikutnya, pada dimensi "jiwa", setiap kita (semua orang) berawal dari diri yang satu (nafs waahidah) 

Setelah gelar ke dunia, bisikan “kesaksian” kita tersebut secara alamiah terus menyertai. Bisikan kesaksian itu mendampingi kesadaran terdalam manusia tentang keesaan Tuhan. Inilah kesadaran tauhid sebagai fitrah manusia yang bersifat primordial dan universal serta tidak bisa dilenyapkan. Se-vulgar apapun seseorang mengaku atheis, namun jiwa murninya akan tetap berbisik “oh my God”.

Di tengah berbagai perbedaan dan background, masing-masing orang terikat pada Tuhan yang sama. Seperti ponsel, meskipun hardware-nya tersebar di sana-sini dengan bentuk casing yang beraneka ragam, namun software-nya terhubung pada satu sentral satelit. Begitu pula manusia, meskipun berbeda etnis, warna kulit, budaya, dan lain-lainnya, tapi software-nya (hatinyai) tersentralisir pada satu pusat Ketuhanan Yang Maha Esa.

Ruh manusia tertambat pada satu pusat jaringan spiritual mahaluas. Tentang hal ini muncul banyak istilah : pribadi tinggi, pusat diri, jaringan bawah sadar, pusat bawah sadar, dan sebagainya. 

Karena itu sebeda apapun dan dimana pun, saya, Anda, dan mereka adalah “kita” (kami). Kita semua dipertautkan oleh satu penciptaan, satu rububiyah, satu sumber jiwa, dan satu rasa universal. 

Kesatuan yang tidak kita rancang sebelumnya ini sepatutnya dijadikan energi paling berharga unuk lebih menguatkan persaudaraan antar-sesama manusia di bawah naungan kasih sayang ramhatan lil ‘aalamiin.

 

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur