Kamis, 19 November 2020

Serius Meraih Kunci Surga

1. Kalimat Tauhid

Kalimat tauhid laa ilaaha illallah sangat mudah diucapkan, tapi  penegakkan amaliyahnya sangat sulit dipraktekkan. Kenapa sangat sulit dipraktekkan?  Jawabannya, itu wajar sekali,  karena nilai inti dari kalimat tauhid ini  merupakan kuncinya surga.  Apakah surga itu?  Secara umum  kita se-ring menggambarkan surga  sebagai kondisi yang dipenuhi berbagai keindahan dan kenikmatan, serta dijadikan cita-cita tertinggi oleh sebagian besar manusia.

Mengapa surga dijadikan cita-cita tertinggi oleh sebagian besar manusia, tidak oleh seluruh manusia? Adakah sebagian kecil manusia yang tidak mencita-citakan surga? Gambaran jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan penulis sajikan pada pembahasan khusus, insya Allah.

Kembali kepada pembicaraan tentang surga yang merupakan kenikmatan paling berharga. Logikanya, bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang paling berharga tidak mungkin dikejar hanya dengan cara murah dan asal-asalan. Bukannya mau menakut-nakuti, tapi kita harus rasional dan realistis. Dari setiap diri kita tidak akan ada seorang pun yang menginginkan kebahagiaan khayalan, kebahagiaan yang tidak realistis. Begitupun dengan cita-cita meraih surga, setiap orang menginginkan surga yang nyata, bukan surga yang  khayalan (imajinatif). 

Anda rasional dan realistis jika Anda mengejar surga yang nyata melalui usaha-usaha yang nyata pula. Logika Anda mengatakan bahwa surga merupakan akibat, konsekwensi logis, dari perjuangan nyata. Sebaliknya, Anda tidak rasional dan tidak realistis jika berpikir bahwa surga akan diperoleh siapapun tanpa adanya standar yang membedakan apakah dia serius memperjuangkannya atau tidak. 

Pada kalimat "Tiada ilaah kecuali Allah" terdapat nilai paling esensial, yaitu ilaah. Kata ilaah ini memiliki multi-makna tapi integrated. Maksudnya, ilaah merangkum makna-makna esensial yang sangat banyak tetapi antara esensi yang satu dengan lainnya saling berkaitan. Dalam prakteknya pun sama, berbagai bentuk dan jenis amaliah ilaah ini harus diintegrasikan (dipadukan) dengan kokoh dan tidak boleh dipisah-pisahkan.. 

Esensi (ruh/spirit/nilai inti) ilaah yang terpadukan (integrated) itulah yang didakwahkan oleh seluruh nabi dan Rasul. Semua nabi dan rasul membawa misi yang sama persis, yakni menyeru dan membina umatnya agar hanya ber-ilaah kepada Allah. Demi spirit ilaah itu pula para nabi, rasul, dan pengikut-pengikutnya berjuang dan berkorban habis-habisan meski harta bahkan nyawa mereka harus menjadi taruhannya. 

Kita nyaris tak bisa membayangkan bagaimana kedahsyatan penderitaan yang menimpa mereka demi menegakkan laa ilaaha illallah yang merupakan kunci surga itu. Dari gambaran perjuangan mereka itu, masihkah kita menganggap bahwa kita bisa meraih surga hanya dengan usaha-usaha (amaliah) yang asal-asalan? 

Al-Quran berulang-ulang mengingatkan, "Ataukah kalian mengira akan masuk surga, sedangkan kalian belum mengalami perjuangan yang penuh penderitaan,kemelaratan, dan guncangan seperti yang telah dialami orang-orang sebelum kalian? (Saking dahsyatnya kesulitan dan penderitaan mereka itu) sampai Rasul dan orang-orang beriman yang bersamanya berteriak : "kapan pertolongan Allah akan datang?' Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (Q.S. Al Baqarah Ayat 214).

Allah terus-menerus menagih perjuangan dan pengorbanan kita sebagai pembuktian nyata bahwa kita benar-benar ingin meraih surga. Oleh sebab itu maka di sisa-sisa kesempatan yang masih diberikan-Nya kita berkewajiban untuk menunjukkan pembuktian-pembuktian atas keseriusan cita-cita kita tersebut.

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur