Rabu, 18 November 2020

Tuhan Di Kebinekaan (Bagian 3)

Dalam Konteks Ke-Indonesia-an

Diperlukan Tokoh-tokoh Penengah 

Sebagian masyarakat mungkin sudah merasa sangat lelah dengan berbagai polemik dan perang mulut antar-pihak yang masing-masing membanggakan ormasnya, tokohnya, partainya, dan simbol-simbol kekubuan lainnya. Mereka saling memamerkan kekuatan, beradu pengaruh, mempertontonkan pengikut, dan meneriakkan yel-yel kepentingannya masing-masing. Semuanya mengatasnamakan rakyat. Sebaliknya rakyat (yang diatasnamakan) memandang aksi-aksi itu hanya menambah kebisingan di telinga mereka di tengah musibah pandemi dan semakin menurunnya kemampuan daya beli.

Membanggakan mazhab, kelompok, partai, ormas, dan tokoh-tokoh tertentu itu sah-sah saja selama di rumah internalnya masing-masing. Tetapi berbangga-banga di tengah lapangan heterogenitas kebangsaan adalah kesombongan yang berpotensi memecah-belah sekaligus mengorbankan kepentingan persatuan yang lebih besar. 

Boleh jadi para figur yang diikuti masing-masing kelompok itu adalah tokoh-tokoh pemimpin bangsa yang memang benar-benar ingin memajukan bangsanya. Akan tetapi kelompok-kelompok kepentingan tertentu telah memanfaatkan fanatisme berlebihan sebagian pengikut sebagai alat polarisasi. Sangat boleh jadi juga kekuatan kelompok kepentingan itu telah memanfaatkan sekaligus mengorbankan para pemimpin dan tokoh-tokoh bangsa. 

Situasi demikian tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung berlarut-larut. Upaya-upaya untuk dapat mengakhiri berbagai konflik bukan hal yang terlalu sulit sepanjang niat dan semangat mempersatukan itu masih kuat. Masyarakat akan dengan senang hati mendukung sepenuhnya para tokoh yang dianggap kapabel untuk segera menjadi penengah. Para figur penengah inilah yang dirindukan dan diinginkan masyarakat, yaitu para tokoh negarawan yang dipandang memiliki kapasitas untuk merangkul semua komponen yang ada demi kepentingan persatuan dan kesatuan putera-puteri Ibu Pertiwi. 

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur