Jumat, 13 November 2020

Menguji Kebijakan Diri

Perbedaan Itu Agar Kita Saling Membijaki 


Banyak madrasah Ilahiyah yang harus diikuti dan ujian-ujian yang harus diseberangi. Satu di antaranya adalah kapan dan di manapun, kita akan berhadapan dengan perbedaan-perbedaan. Banyak hikmah yang bisa dipetik. Allah menguji kita melalui perbedaan-perbedaan itu sebagaimana Allah menguji kita melalui kesamaan-kesamaan. 

Kita digelarkan sebagai laki-laki dan perempuan, terdiri dari berbagai etnis, juga bangsa-bangsa. Dari perbedaan etnis dan bangsa saja berkonsekwensi pada lahirnya perbedaan-perbedaan baru yang sangat banyak dan sulit dihitung. Akan tetapi melalui multi-perbedaan manusia diajari Allah untuk lebih mampu "meluaskan" dirinya.

Fluralitas merupakan sarana tarbiyyah bagi manusia dalam menyelami makna "ta’aaruf”. Melalui kemajemukan Allah membina kita untuk bisa saling memberi kearifan. Seseorang yang disebut 'arif itu bukan orang sembarangan lho..

Orang-orang yang telah mencapai ma’rifat” disebut ‘arif billah. Maqam ma’rifat ini berada di atas syari’atthariqat, dan haqiqatSedangkan di kalangan ahli hikmah, para pencapai ma'rifat ini disebut ‘irfaan

Dalam pergaulan sosial dikenal istilah ma’ruuf, artinya kebaikan, seperti sering kita dengar istilah amar ma’ruf nahyi munkar (menyeru pada kebaikan dan mencegah kemunkaran), atau mu'aasyarah bil ma'ruuf (saling membijaki antara suami isteri). Islam pun mempopulerkan istilah ‘urf untuk tradisi (culture) yang bersumber dari kearifan lokal (local wisdom).  Istilah-istilah tersebut (ta’aaruf, ma’rifat, ‘urf, ma’ruuf, ‘aarif, dan ‘irfaan) berasal dari kata dasar yang sama dalam bahasa Arab, arafa.

Begitu dalamnya makna pendidikan dan pengujian Allah kepada kita melalui tugas ta’aaruf ini. Ta’aruf bukan sekedar saling berkenalan sebagaimana perkenalan siswa-siswi baru di sekolah. Ta’aaruf bermuatan pendidikan akhlak manusia berdasarkan kesadaran universalnya..Hanya melalui kesadaran universal seseorang akan mampu membijaki kejadian-kejadian, kemajemukan, dan perbedaan-perbedaan tanpa dikungkung fikiran-fikiran sektarian. 

Firman Allah “…dan Kami jadikan kalian beretnik-etnik serta berbangsa-bangsa….”, dapat kita sebut sebagai cikal bakal kelahiran (primordial) segala perbedaan. 

Demikian agung skenario Illahi.

Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur