Senin, 16 November 2020

Iman Minta Bukti (Bag 3)

Mush'ab pun dipilih Rasul saw sebagai duta misi Islam, sebagai muballigh hijrah, untuk mengajarkan Islam di Yatsrib (Madinah).khususnya kepada orang anshar yang telah beriman dan berbaiat di bukit ‘Aqabah, dan jumlah anshar saat itu baru 12 orang saja. Tugas Mush’ab ini pun sekaligus dalam rangka mempersiapkan kota Yatsrib dan kaum  anshar sebagai calon penyambut muhaajiriin pada saat hijrah nanti.

Rasulullah menitipkan tugas teramat penting itu kepada Mush’ab bin Umair, si pemuda ganteng yang amat prestisius perjuangan dan pengorbanannya demi cintanya kepada Islam. Begitu mulyanya Mush’ab, dan karenanya sang Rasul saw memilihnya mengemban tanggungjawab mahaberat untuk membangun masa depan Islam di Madinah.

Mush'ab yang cerdas, berbudi luhur. zuhud, jujur,  dan pekerja keras pun lagi-lagi menunjukkan prestasinya. Melalui dirinya Allah kirimkan hidayah-Nya kepada penduduk Madinah, dan berduyun-duyunlah mereka memasuki Islam.

Di perang Uhud, Mush'ab dipercaya sebagai salahseorang pembawa panji. Ketika situasi kacau karena kaum Muslim terjebak berebut ghanimah, Mush’ab mengacungkan bendera setinggi-tingginya sambil bertakbir sekeras-kerasnya, maju menyerang musuh. Siasatnya dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian musuh kepadanya agar mereka (musuh) melupakan Rasulullah saw..  

Demi menyelamatkan sang Rasul tercinta, Mush’ab maju sendirian laksana barisan tentara. Melihat hal itu, Ibnu Qumaiah dari pasukan musuh menebas tangan kanan Mush'ab hingga putus. Mush'ab meneriakkan, "Muhammad itu hanyalah seorang Rasul yang sebelumnya telah datang juga rasul-rasul pendahulunya." Kini panji perang dipegang dengan tangan kirinya yang juga ditebas oleh musuh hingga putus. Mush'ab tetap melindungi bendera dan masih berteriak "Muhammad itu hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul." Sang penebas kedua tangan Mush'ab pun kemudian menyerangnya lagi dengan menusukkan tombak, ke tubuh Mush’ab hingga tombak tersebut patah. Mush'ab pun gugur sebagai syuhada.

Rasulullah saw dan para sahabat memeriksa bekas medan pertempuran untuk menyampaikan kata perpisahan kepada para syuhada. Saat menampak jasad Mush'ab, berderailah air mata mulya Rasulullah saw dengan derasnya.

Hanyalah ada kain burdah sangat kasar untuk menutupi jasad  mulyanya Mush’ab. Jika ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua kakinya, dan jika ditutupkan ke bagian bawah tubuhnya, terbukalah kepalanya. Dalam kondisi itu Rasulullah saw menginstruksikan, "Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan tutuplah kakinya dengan rumput idzkhir!"

Sambil memandangii kain burdah penutup itu, Rasul saw bersabda, "Ketika di Makkah dulu, tak seorang pun yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripadamu. Tetapi sekarang ini  rambutmu kusut lusuh, hanya dibalut sehelai burdah."

Sambil melepas pandangannya ke tempat bekas medan perang dan kepada jasad-jasad para syuhada, Rasulullah saw berseru, "Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi di hari kiamat bahwa kalian adalah syuhada di sisi Allah!".

Kepada para sahabat yang tidak gugur Rasul saw berpesan "Wahai manusia, berziarahlah kepada mereka dan ucapkan salam! Demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang Muslim pun yang memberi salam kepada mereka, pasti mereka akan membalasnya hingga hari kiamat."

Demikianlah Mush’ab bin Umair r.a. dan Bilal bin Rabbah r.a., sebagai dua orang tokoh sahabat yang telah menunjukkan kelulusan mereka dari ujian-ujian iman mereka.


Tidak ada komentar:

Indonesia Harus Damai

Kunci Surga Yang Tertukar (?)

Sumber Gambar : Grid Kids-Grid.Id. Ketika mulut mengucapkan "tiada ilaah kecuali Allah", pada saat yang sama hati harus membuktika...

Gusdur